Selasa, 22 Juli 2014

Backpaking Ke Pulau Bali


Backpacking Pulau Bali

Berlibur ke Bali? Hmm..cukup menggoda memang. Tapi sering terlintas dalam pikiran kita kalau liburan ke Bali sama saja menghambur-hamburkan uang. Bagi kita yang berada di Jawa Tengah mungkin berpikir berlibur ke Bali memerlukan biaya di atas 1 juta. Tapi benarkah? Ya jawabannya tergantung. Jika kita mau menggunakan pesawat, penginapan mewah ya pasti jauh lebih dari 1 juta. Tapi bagaimana jika liburan ke Bali ala backpacker? Untuk 3 hari 2 malam di Bali rasanya 500 ribu saja sudah cukup. Bagaimana caranya? Let's check this out :D

How to get there?

Oke kita ambil titik awal dari Jogja.
  1. Gunakan kereta api ekonomi Sri Tanjung dari Lempuyangan. Berangkat pukul 7.30 dan sampai stasiun Banyuwangi Baru sekitar 21.15 dengan biaya Rp 38.000
  2. Jarak stasiun Banyuwangi Baru ke pelabuhan Ketapang hanya sekitar 20 menit jalan kaki.
  3. Penyeberangan Ketapang-Gilimanuk beroperasi 24 jam. Kalian bisa langsung ikut penyeberangan selanjutnya. Tarif penyeberangan Rp 6.000 dengan lama tempuh 1 jam.
  4. Saat dalam penyeberangan saat sarankan cari bus dalam kapal yang ke arah Denpasar, karena jika kita mencari bus di pelabuhan Gilimanuk mereka akan menunggu sampai bus penuh baru bisa berangkat.
  5. Biaya bus sampai Denpasar Rp 30.000 dengan lama tempuh sekitar 4 jam. Tapi sekarang sudah beroperasi terminal baru di daerah Mengwi dan semua bus yang biasanya sampai terminal Ubung (Denpasar) hanya sampai terminal Mengwi saja.
  6. Dari terminal Mengwi kita bisa naik angkutan kota sampai terminal Ubung dengan biaya Rp 5.000. Kemudian untuk mencapai Kuta kita masih harus naik angkutan kota dari Ubung ke Tegal, kemudian dari Tegal ke arah Kuta dengan biaya masing2 Rp 6.000.
 How to stay?

Untuk penginapan paling rekomendasi adalah losmen Arthawan. Lokasinya strategis dan hanya butuh waktu 10 menit jalan kaki untuk mencapai pantai Kuta. Untuk menginap 1 hari hanya dikenakan biaya Rp 60.000/orang dan Rp 90.000/2 orang dan sudah termasuk makan pagi. Menu makan pagi dapat memilih antara roti dengan telur atau Banana Pancake ditambah dengan salad buah (pisang + nanas). Sedangkan pilihan minumnya teh atau kopi. Fasilitas kamar ada kasur, meja, lemari, kipas angin, kamar mandi.
NB: Penginapan ini memang menyediakan banyak kamar, tapi sering sekali penuh. Saran saya mending datang sekitar pukul 10:00 WITA, biasanya jam segitu pengguna kamar mulai check out.
Letak penginapan: Ikuti Legian Street sampai Monumen Bom Bali 2, kemudian belok di gang pertama di sebelah kanan (Poppies Lane 2) jalan terus sekitar 300 m, kemudian di sebelah kiri ada tulisan "losmen Arthawan".

Monumen Bom Bali 2



How to eat?

Untuk makan kita bisa membeli nasi bungkus yang dijual keliling oleh warga sekitar. Harga nasi bungkus (nasi+sayur+potongan kecil ayam/ati/telor) Rp 3.000. Mereka biasa berjualan lewat Poppies Lane, Legian Street, atau jalan di sepanjang pantai Kuta. Kalau malam hari mereka ga jualan, jadi kalau pengin hemat mending beli saat sore hari biasanya di jalan sepanjang pantai Kuta. Atau kalau ga mending beli masakan padang, nasi+sayur+tempe/tahu Rp 7.000 di Legian Street. Untuk makanan ringan atau air mineral bisa beli di Arthawan Minimart (kalau ga salah namanya) di depan losmen Arthawan, harganya di situ lumayan murah dibanding dengan yang lain.


How to Explore?

Untuk menjelajahi tempat-tempat wisata di Bali paling murah dan mudah ya menggunakan motor. Biaya sewa motor Rp 40.000/hari. Kita bisa patungan berdua dengan teman kita. Untuk penyewaan motor, di sepanjang Poppies Lane banyak yang menawarkan.

Berikut beberapa objek wisata di Bali
  • Pantai Kuta (biaya masuk: gratis)
Pantai ini sudah sangat terkenal di mancanegara. Walaupun banyak sekali pengunjung yang datang tiap harinya, pantai ini tetap bersih dan terawat dengan baik. Dan momen terbaik mengunjungi pantai ini adalah sore hari, sembari menkmati indahnya sunset :)




  • Pantai Padang-Padang (biaya masuk: gratis)
Pantai ini mungkin tak seterkenal pantai Kuta, tapi keindahannya dapat disandingkan dengan pantai Kuta. Terletak di kawasan Pecatu, sekitar 1 jam dari Kuta. Pantai ini sebagai lokasi shooting Julia Roberts di Eat Pray Love. Pantai Padang-Padang dikenal sebagai "One of the best surf spots in Bali". Ombaknya sempurna bagi para surfer kelas dunia karena dasar lautnya berupa batu karang sehingga bisa menghasilkan barrel wave sempurna dan saya beruntung karena datang waktu event tahunan surfing "Rip Curl Cup".

  • Tanah Lot (biaya masuk: Rp 10.000/orang)
 Obyek wisata tanah lot terletak di Desa Beraban Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan, sekitar 30 menit ke arah barat laut dari Kuta. Di sebelah utara pura Tanah Lot terdapat sebuah pura yang terletak di atas tebing yang menjorok ke laut. Tebing ini menghubungkan pura dengan daratan dan berbentuk seperti jembatan (melengkung). Tanah Lot terkenal sebagai tempat yang indah untuk melihat sunset, turis-turis biasanya ramai pada sore hari untuk melihat keindahan sunset di sini.


  • GWK (biaya masuk: Rp 25.0000/orang)
 Merupakan taman budaya yang berada di tanjung Nusa Dua, Kabupaten Badung sekitar 30 menit ke arah selatan dari Kuta. Di sini kita bisa melihat patung Dewa Wisnu yang rencananya akan dibuat menunggangi garuda setinggi 12 meter dan akan menjadi landmark Bali. Kompleks GWK sendiri cukup luas, dan kita bisa melihat pertunjukan tari Kecak sekitar pukul 18.30 s/d 19.30 WITA di Amphitheatre dengan gratis.


  • Uluwatu (biaya masuk Rp 4.000/orang)
Di sini kita bisa melihat pura yang berdiri kokoh di atas batu karang setinggi 50 meter. Di sini berkeliaran monyet2 liar yang terkadang nakal dengan mengambil makanan ataupun barang bawaan kita lainnya. Di sore hari kita bisa melihat sunset sembari menikmati pementasan tari Kecak.


  • Kintamani (biaya masuk: Rp 10.000/orang)
Kintamani adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Bangli dan merupakan kawasan wisata pemadangan alam di Bali. Objek ini menawarkan suasana perbukitan yang sejuk dengan pemandangan Gunung dan Danau Batu.

  • Pantai Sanur (biaya masuk: gratis)
Berada di sebelah timur Denpasar, sekitar 1 jam perjalanan dari Kuta. Karena letaknya yang berada di sebelah timur, pantai ini biasa digunakan sebagai spot untuk melihat sunrise.


  • Pasar Sukawati (biaya masuk: gratis lah -___-)
Pasar ini sebagai tempat membeli oleh-oleh khas Bali. Karena pasar, jadi tawar menawar harga mutlak harus dilakukan. Lakukan tawaran harga di sekitar 1/3 dari harga yang ditawarkan, karena katanya sih harga aslinya sekitar itu. Dan katanya sih kalau pengin dapat harga murah dan tak terlalu alot dalam tawar menawar datang lah di pagi hari sekitar jam 8-10 karena biasanya para pedagang baru selesai sembahyang dan menurut kepercayaan mereka jika dagangan laku di pagi hari akan membawa kelarisan untuk jam-jam berikutnya.

  • Bedugul (biaya masuk: Rp 7.000/orang)
 Bedugul merupakan objek wisata alam berupa pegunungan dan danau. Tempatnya yang tinggi membuat daerah ini selalu diselimuti kabut dan berhawa dingin. Daerah Bedugul adalah bagian dari kabupaten Tabanan dan berjarak kurang lebih 2 jam dari Kuta.


How much cost? (untuk perjalanan 2 orang)

Transportasi Jogja-Banyuwangi (PP)                                                        = 38.000x2
                                                                                                                   = 76.000
Penyeberangan Ketapang-Gilimanuk (PP)                                                = 6.000x2
                                                                                                                   = 12.000
Gilimanuk-Denpasar (Mengwi) (PP)                                                        = 30.000x2
                                                                                                                   = 60.000
Mengwi-Ubung                                                                                         = 5.000
Ubung-Kuta                                                                                               = 6.000x4
                                                                                                                   = 24.000
Penginapan (3 hari 2 malam)                                                                    = 45.000x2
                                                                                                                  = 90.000
Sewa motor (2 hari)                                                                                  = 40.000
Makan                                                                                                       = 5.000x12
                                                                                                                  = 60.000
Minum+snack                                                                                           = 30.000
Bensin+biaya masuk kintamani, bedugul, uluwatu, GWK                      = 70.000 +
Total                                                                                                          = 467.000

See..? Ga mahal kalau mau berlibur ke Bali. Hanya dengan 500 ribu sudah cukup membawa kita berlibur ke Paradise Island

Mendaki Gunung = MENGHARGAI ARTI KEHIDUPAN


 Mendaki Gunung = MENGHARGAI ARTI KEHIDUPAN


Harusnya, hakekatnya seperti ini..

Jujur sungguh sedikit sekali orang yang bisa atau mau memahami keadaan seseorang atau keadaan sekitarnya, jika ia tidak terjun langsung atau mengalami sendiri apa yang dirasakan seseorang dalam kehidupannya.

Pendaki gunung atau yang banyak orang sering mengindentifikasikan sebagai “ Pencinta Alam ??“ atau biasa disebut PA, itulah yang pertama kali orang katakan saat melihat sekelompok orang – orang ini. Dengan ransel serat beban, topi rimba, baju lapangan, dan sepatu gunung yang dekil bercampur lumpur, membuat mereka kelihatan gagah. Hanya sebagian saja yang menatap mereka dengan mata berbinar menyiratkan kekaguman, sementara mayoritas lainnya lebih banyak menyumbangkan cibiran, bingung, malah bukan mustahil kata sinis yang keluar dari mulut mereka, sambil berkata dalam hatinya, “Ngapain cape – cape naik Gunung. Pas Nyampe ke puncak, turun lagi…mana di sana dingin lagi, belum lagi kalau kehujanan, terus keram kaki atau keram perut….haduehhh , cape dehhh !!!!!!!”

Tapi tengoklah ketika mereka memberanikan diri bersatu dengan alam dan dididik oleh alam. Mandiri, rasa percaya diri yang penuh, kuat dan mantap mengalir dalam jiwa mereka. Adrenaline yang normal seketika menjadi

naik hanya untuk menjawab golongan mayoritas yang tak henti – hentinya mencibir dan memandang rendah mereka. Dan begitu segalanya terjadi, tak ada lagi yang bisa berkata bahwa mereka adalah bulshit people !!!!!

Berempati pada alam semesta sejatinya akan membuat siapapun akan lebih peduli /bersimpati dan toleran kepada saudaranya, tetangganya, bahkan musuhnya sendiri. Menghargai dan meyakini kebesaran Tuhan dengan segala keindahan fenomena dan panorama alam semesta cipta karyaNYA, menyayangi sesama dan percaya pada diri sendiri, itulah kunci yang dimiliki oleh orang – orang yang kerap disebut petualang/penjelajah alam bebas ini. Mendaki gunung bukan berarti menaklukan alam, tapi lebih utama adalah menaklukan diri sendiri dari keegoisan pribadi. Selain itu dengan mendaki gunung atau memanjat tebing adalah bentuk ekspresi atau sebuah seni yang memadukan dan mengendalikan antara rasa takut dengan ketrampilan teknik pendakian/ pemanjatan. Mendaki gunung dan memanjat tebing adalah wujud dari sebuah kebersamaan, persaudaraan, dan saling ketergantungan antar sesama dan ketergantungan dengan alam bebas itu sendiri.

Dan menjadi salah satu dari mereka bukanlah hal yang mudah. Terlebih lagi pandangan masyarakat yang berpikiran negative terhadap dampak dari kegiatan ini. Apalagi mereka sudah menyinggung soal kematian yang memang tampaknya lebih dekat pada orang - orang yang terjun di alam bebas ini. “Mati muda yang sia – sia.” Begitu komentar mereka saat mendengar atau membaca anak muda yang tewas di gunung. Padahal soal hidup dan mati, di gunung hanyalah satu dari sekian alternative dari suratan takdir. Tidak mutlak atau mesti di gunung pun, kalau maut mau datang dia akan dating kepada siapa pun…!!! . Bisa tewas karena kecelakaan mobil di jalan tol, meninggal tertabrak kereta api, karena sakit mendadak (serangan jantung) atau meninggal karena tersambar petir, kesetrum listrik dll..Kalau selamanya kita harus takut pada kematian, mungkin kita tidak akan pernah dilahirkan oleh Maha Pencipta.

Di gunung, di ketinggian kaki berpijak, di sanalah tempat yang paling damai dan abadi. Dekat dengan Tuhan dan keyakinan diri yang kuat. Saat kaki menginjak ketinggian, tanpa sadar kita hanya bisa berucap bahwa alam memang telah menjawab kebesaran Tuhan. Di sanalah pembuktian diri dari suatu pribadi yang egois dan manja, menjadi seorang yang mandiri dan percaya pada kemampuan diri sendiri. Rasa takut, cemas, gusar, gundah, dan homesick memang ada, tapi itu dihadapkan pada kokohnya sebuah gunung yang tak mengenal apa itu rasa yang menghinggapi seorang anak manusia. Gunung itu memang curam, tapi ia lembut. Gunung itu memang terjal, tapi ia ramah dengan membiarkan tubuhnya diinjak – injak. Ada banyak luka di tangan, ada kelelahan di kaki, ada rasa haus yang menggayut di kerongkongan, ada tanjakan yang seperti tak ada habis – habisnya. Namun semuanya itu menjadi tak sepadan dan tak ada artinya sama sekali saat kaki menginjak ketinggian. Puncak gunung menjadi puncak dari segala puncak. Puncak rasa cemas, puncak kelelahan, dan puncak rasa haus, tapi kemudian semua rasa itu lenyap bersama tirisnya angin pegunungan.

Lukisan kehidupan pagi Sang Maha Pencipta di puncak gunung tidak bisa diucapkan oleh kata – kata. Semuanya cuma tertoreh dalam jiwa, dalam hati. Usai menikmati sebuah perjuangan untuk mengalahkan diri sendiri sekaligus menumbuhkan percaya diri, rasanya sedikit mengangkat dagu masih sah – sah saja. Hanya jangan terus – terusan mengangkat dagu, karena walau bagaimanapun, gunung itu masih tetap kokoh di tempatnya. Tetap menjadi paku bumi, bersahaja, dan gagah. Sementara manusia akan kembali ke urat akar di mana dia hidup.

Ya, menghargai hidup dan arti kehidupan adalah salah satu hasil yang diperoleh dalam mendaki gunung. Betapa hidup itu mahal. Betapa hidup itu ternyata terdiri dari berbagai pilihan, di mana kita harus mampu memilihnya meski dalam kondisi terdesak. Satu kali mendaki, satu kali pula kita menghargai hidup. Dua kali mendaki, dua kali kita mampu menghargai hidup. Tiga kali, empat kali, ratusan bahkan ribuan kali kita mendaki, maka sejumlah itu pula kita menghargai hidup.

Hanya seorang yang bergelut dengan alamlah yang mengerti dan paham, bagaimana rasanya mengendalikan diri dalam ketertekanan mental dan fisik, juga bagaimana alam berubah menjadi seorang bunda yang tidak henti – hentinya memberikan rasa kasih sayangnya.

Kalau golongan mayoritas masih terus saja berpendapat minor soal kegiatan mereka, maka biarkan sajalah. Karena siapapun orangnya yang berpendapat bahwa kegiatan ini hanya mengantarkan nyawa saja, bahwa kegiatan ini hanya sia – sia belaka, tidak ada yang menaifkan hal ini. Mereka cuma tak paham bahwa ada satu cara di mana mereka tidak bisa merasakan seperti yang dirasakan oleh para petualang ini, yaitu kemenangan saat kaki tiba pada ketinggian.

Ingin Naik Gunung ? Ini yang Harus Disiapkan Pendaki Pemula

Mendaki gunung seperti kegiatan petualangan lainnya merupakan sebuah aktivitas olahraga berat. Kegiatan itu memerlukan kondisi fisik pendaki yang prima. Bedanya dengan olahraga yang lain, mendaki gunung dilakukan di tengah alam terbuka yang liar, sebuah lingkungan yang sesungguhnya bukan habitat manusia.

Ingin Naik Gunung ? Ini yang Harus Disiapkan Pendaki Pemula

Pendaki yang baik sadar adanya bahaya yang bakal menghadang misalnya saja gunung memiliki suhu udara yang lebih dingin, hembusan angin yang membekukan, kondisi hujan tanpa tempat berteduh, kecuraman permukaan yang dapat menyebabkan orang tergelincir serta risiko jatuhnya batu-batuan. Sifat bahaya tersebut tidak dapat diubah manusia.

Hanya saja, sering kali pendaki pemula menganggap mendaki gunung sebagai rekreasi biasa. Apalagi untuk gunung-gunung populer dan cenderung “mudah” didaki, seperti Gede, Merapi atau Salak. Akibatnya, mereka lalai dengan persiapan fisik maupun perlengkapan pendakian.
Berikut persiapan yang harus diketahui bagi pendaki pemula

1. Persiapkan mental dan fisik
Siapkan mental dan pastikan benar-benar yakin untuk mendaki gunung sehingga tidak ada beban ketika melakukannya. Seorang pendaki gunung harus tabah dalam menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan di alam terbuka. Tidak mudah putus asa dan berani, dalam arti kata sanggup menghadapi tantangan dan mengatasinya secara bijaksana dan juga berani mengakui keterbatasan kemampuan yang dimiliki.
Selain mental, fisik harus sangat diperhatikan.  Baik pendakian di ketinggian 2.000-3.000 meter atau di atas 4.000 meter, aturannya sama. Yakni, pendaki harus berlatih fisik tiga bulan sebelum pendakian. Latihan kekuatan dan daya tahan menjadi fokus utamanya. Namun memang intensitas latihan untuk pendakian dengan ketinggian di bawah 3.000 meter tipikal Gunung Gede, tidak sama dengan pendakian gunung dengan ketinggian di atas 4.000 meter.

Ingin Naik Gunung ? Ini yang Harus Disiapkan Pendaki Pemula

2. Informasi kondisi gunung yang akan didaki
Kumpulkan informasi sebanyak mungkin seputar gunung yang akan didaki. Hal ini membantu mengetahui medan yang akan ditempuh nantinya. Informasi bisa didapatkan dengan membaca, browsing, atau langsung menanyakannya pada ahlinya langsung. Semakin banyak informasi yang diperoleh, semakin siap juga untuk melakukan pendakian.


Ingin Naik Gunung ? Ini yang Harus Disiapkan Pendaki Pemula

3. Peralatan pendakian
Membawa alat navigasi berupa peta lokasi pendakian, peta, altimeter (Alat pengukur ketinggian suatu tempat dari permukaan laut) atau kompas. Untuk itu, seorang pendaki harus paham bagaimana membaca peta dan melakukan orientasi. Jangan sekali-sekali mendaki bila dalam rombongan tidak ada yang berpengalaman mendaki dan berpengetahuan mendalam tentang navigasi.

Ingin Naik Gunung ? Ini yang Harus Disiapkan Pendaki Pemula

4. Peralatan pribadi
Bawalah peralatan pendakian yang sesuai. Misalnya jaket anti air atau ponco, pisahkan pakaian untuk berkemah yang selalu harus kering dengan baju perjalanan, sepatu karet atau boot (jangan bersendal), senter dan baterai secukupnya, tenda, kantung tidur dan matras.
Pastikan membawa kantung plastik di dalam backpack. Dalam perjalanan, kantung ini berfungsi untuk menyimpan sampah, pakaian basah, serta memisahkan baju bersih dengan yang kotor. Biasanya beban barang yang dibawa sepertiga dari berat tubuh pendaki, antara 15-20 kilogram.

Ingin Naik Gunung ? Ini yang Harus Disiapkan Pendaki Pemula


5. Logistik
Hitunglah lama perjalanan untuk menyesuaikan kebutuhan logistik. Berapa banyak harus membawa beras, bahan bakar, lauk pauk, dan piring serta gelas. Bawa wadah air yang harus selalu terisi sepanjang perjalanan.
Siapkan makanan dan air ekstra. Tujuannya untuk mengantisipasi cuaca buruk yang menyebabkan waktu pendakian molor.

Ingin Naik Gunung ? Ini yang Harus Disiapkan Pendaki Pemula


6. Bawa obat-obatan pribadi
Jangan lupa untuk membawa obat-obatan pribadi. Jangan sampai penyakit kambuh dan lupa membawa obat-obatan tersebut karena hanya akan membahayakan diri sendiri.

Ingin Naik Gunung ? Ini yang Harus Disiapkan Pendaki Pemula


7. Kenali kemampuan fisik
Pahamilah kondisi badan, karena hanya diri yang mengerti sejauh mana kemampuan dalam melakukan sesuatu. Jangan memaksakan suatu hal ketika merasa tidak sanggup untuk menyelesaikannya, dalam hal ini adalah mendaki gunung. Hal tersebut sangatlah diperlukan karena dalam mendaki gunung membutuhkan tenaga yang besar dan keyakinan yang kuat.
Ukurlah kemampuan diri. Bila tidak sanggup meneruskan perjalanan, jangan ragu untuk kembali pulang.

Ingin Naik Gunung ? Ini yang Harus Disiapkan Pendaki Pemula


8. Mulailah mendaki gunung dengan ketinggian rendah
Mendaki gunung bukanlah persoalan mudah. Maka, sebagai pemula sebaiknya memulai dari yang rendah lebih dahulu. Jadi, untuk kedepannya kita akan lebih mengerti medan yang akan kita tempuh.
Ingin Naik Gunung ? Ini yang Harus Disiapkan Pendaki Pemula


9. Etika dan Peraturan Pendakian
Harus kita sadari sepenuhnya bahwa seorang pendaki gunung adalah bagian dari masyarakat yang memiliki kaidah-kaidah dan hukum-hukum yang berlaku yang harus kita pegang dengan teguh. Mendaki gunung tanpa memikirkan keselamatan diri bukanlah sikap yang terpuji, selain itu kita juga harus menghargai sikap dan pendapat masyarakat tentang kegiatan mendaki gunung yang selama ini kita lakukan.
Jangan pernah sekalipun menyepelekan peraturan. Sedikit saja kita berulah ketika mendaki gunung, maka kita akan menerima akibatnya. Banyak pantangan ketika kita akan mendaki gunung, jika melanggarnya maka akan berujung pada petaka.

Pendaki10

10. Perijinan
Sebelum berangkat, ada baiknya memberitahukan keluarga atau orang terdekat mengenai rencana pendakian serta gunung tujuan. Jangan lupa untuk menyiapkan identitas diri untuk perijinan ketika ingin mendaki.

Ingin Naik Gunung ? Ini yang Harus Disiapkan Pendaki Pemula


Dibutuhkan lebih banyak Keberanian untuk menghadapi kehidupan sehari-hari yang sebenarnya lebih kejam daripada bahaya pendakian yang nyata. Ketabahan dibutuhkan lebih banyak untuk bekerja di kota daripada mendaki gunung yang tinggi.

Senin, 21 Juli 2014

Mengenang Gie Lewat Semeru

13455751441574379069
Gie Di Pangrango
“Saya melihat Gie mengerang-erang waktu itu,” begitu tutur Herman O. Lantang, “Gak lama setelah itu dia meninggal. Sebelumnya saya sempat memberikan napas buatan. Pengetahuan saya masih terbatas soal pertolongan keracunanan gas. Tapi, yang saya tahu gas beracun itu lebih rendah. Dan praktis waktu menuju puncak, Gie sering terlihat jongkok dan duduk. Jadi dugaan saya Gie terlalu banyak menghirup gas beracun. Setelah tahu Gie meninggal, saya langsung turun dan meninggalkan jasadnya di atas. Menjelang Cemoro Tunggal, saya lihat Idhan juga mengalami kondisi yang sama seperti Gie.”
Mengenal Gie Lewat Herman Lantang
Intelectual abortus. Begitu ia dikenal. Seorang intelektual yang mati muda. Meninggal di usia emasnya, yakni 27 tahun Soe Hok Gie meninggalkan banyak cerita. Ia yang seorang mahasiswa Jurusan Sejarah Fakultas Sastra UI, ia yang seorang pendiri Mapala UI, ia seorang penulis, seorang mahasiswa yang kritis dan juga seorang pendaki gunung.
Rasa respektasi terhadapnya karena dua hal, yakni Gie seorang mahasiswa yang kritis dan Gie yang juga seorang pendaki—yang meninggal di Semeru. Gie dan Semeru. Dua kata yang tak bisa terlepas terikat satu sama lain. Gunung tertinggi di Pulau Jawa itu lah tempat berpijak Gie untuk terakhir kali.
“Kalo ditanya siapa orang yang pertama kali mencium Gie ya saya ini,”
Begitu kelakarnya mengenang detik-detik terakhir Gie. Menurut pengakuannya, dia sempat memberikan napas buatan saat gie mengerang menjelang kematiannya.
1345575343252561583
Sesaat setelah Gie meninggal Arcopodo 17 Des 69 
1345575483237561077
Sesaat sebelum Idhan Meninggal-Herman Lantang dan Idhan Lubis 
“Melihat dia (Gie) seperti itu, saya reflek memangkunya dan memberikan napas buatan. Saat itu saya tidak peduli soal gas beracun. Setelahnya, karena saya pun sudah merasa pusing dan hampir lewat (meninggal), saya habiskan satu veldples (botol minum tentara) air, padahal saya orang yang paling disiplin soal air.”Lanjutnya.
Tuturan Herman O. Lantang akan kematian sahabatnya dengan Nomor Registrasi ‘M.007.UI’ itu di Semeru begitu gamblang. Bang Herman—sapaan akrabnya, bisa dikatakan sebagai living legend-nya pendaki gunung Indonesia. Pendiri Mapala UI sekaligus kawan pendakian Gie yang menemaninya hingga detik hidup terakhir, begitu ia dikenal. Karena itu pula, saya belajar darinya.
Sekira tahun 2006 saya dan teman-teman dari komunitas pencinta alam FISIP Unpad bertemu dengan Bang Herman di kediamannya. Rumah tua khas seorang antropolog dengan komposisi barang-barang antik dan ornamen budaya menghiasi seluruh isi rumah kala itu. Beberapa foto pendakian gunung terlihat menempel pada dindingnya. Rumah yang begitu sederhana tapi bernilai sejarah tinggi.
1345575622988983058
Rumah Herman Lantang 
Pertanyaan seputar pendakian Semeru tak pernah habis dilontarkan kepadanya. Rasa penasaran publik terhadap kematian Gie dan pendakian Semeru 40 tahun silam nampaknya tak ada habis-habisnya. Rasa itu pula yang menggugah hasrat saya untuk bertemu dengan Bang Herman. Dan, benar saja. Bang Herman nampak masih rapi menyimpan memori kelam pendakian Semeru yang sekaligus merenggut nyawa kedua temannya itu. Cerita pun berlanjut hingga pagi hari dengan obrolan yang masih sama, yakni soal Gie, Mapala, dan Semeru.
Saya mendapat banyak ilmu soal pendakian darinya. Tapi, yang membuat saya benar-benar penasaran adalah Semeru. Gunung tertinggi di Jawa itu cukup menyita perhatian, termasuk saya. Setelah mendengar cerita Bang Herman hasrat mendaki Mahameru kian tak terbendung. Dan, akhirnya setelah 2 tahun, tepatnya Agustus 2008, saya dapat mencapai puncak sekaligus napak tilas jejak Gie.
13455757171041079488
Herman Lantang dan Keluarga-Arcopodo Des 89
Puncak Para Dewa
Tanggal 15 Agustus 2008 adalah waktu dimana saya mencoba untuk memperingati hari kemerdekaan RI sekaligus napak tilas jejak Gie di Mahameru—nama lain Semeru. Kami memilih tanggal 15 agar tepat tanggal 17 nya dapat upacara bendera di puncak. Dan tepat, kami akhirnya dapat menyanyikan lagu Indonesia Raya di puncak dewa-dewa itu.
Perjalanan panjang Bandung-Malang ditempuh kurang lebih 24 jam penuh membuat tulang serasa remuk. Untungnya ada sajian nasi jagung khas Pasar Tumpang yang cukup mengobati rasa remuk redam tadi. Persiapan logistik pendakian kami siapkan sebelum beranjak ke Ranu Pani, basecamp Semeru. Perjalanan Tumpang-Ranu Pani memakan waktu sekira 3 jam dengan Jeep.
Sampai di posko Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) kami melakukan registrasi sebelum memulai pendakian ke atas. Danau Ranu Regulo menyambut kami dengan ramah sesaat disergap oleh hawa dingin Ranu Pani. Kabut menyelimuti daerah itu sehingga cukup membatasi jarak pandang.
Registrasi selesai, dan tepat pukul 5 sore kami mulai pendakian. Dekapan udara dingin begitu terasa sesaat kami memulai langkah. Menit-menit awal mendaki sekira 3 KM, kami melewati jalanan ber-paving block yang tertata rapi. Semeru tidak lagi sealami dahulu. Saat dimana Gie dan rombongannya memulai pendakian tahun 1969 silam. Saya yakin jika pada saat itu jalur yang dilewatinya masih asri dan alami.
Perjalanan pun sampai pada kawasan yang disebut dengan Watu Rejeng, beberapa meter menjelang Pos 2. Kawasan berbatu dan sedikit terjal membuat kami pun harus berhati-hati melewatinya. Sesaat kemudian sampailah Pos 2 yang kami tunggu-tunggu. Kami pun beristirahat sejenak. Tak lama, kami pun melanjutkan perjalanan ke pos selanjutnya. Pos 3 tak lama kami lewati dengan tipikal jalur yang sama berbatunya. Hingga berakhir sampai kawasan Ranu Kumbolo yang ternyata telah dipenuhi dengan lampu-lampu yang terlihat kecil. Lampu-lampu dari para pendaki yang membuat tenda di sekitar danau.
13455759631750522016
Ranu Kumbolo
Kami bermalam di Ranu Kumbolo. Sebuah danau yang sangat menghipnotis siapa saja yang melihatnya. Cahaya bulan yang dihimpit oleh dua bukit begitu terang menyinari sekitar danau. Riak air yang tenang  memantulkan dengan sempurna sinar rembulan. Sungguh eksotis. Sampai-sampai tak peduli jika termometer menunjuk angka minus dibawah nol derajat. Tak heran jika para pendaki menyebut Semeru sebagai surganya pendaki.
Sekira pukul 10 pagi kami pun melanjutkan perjalanan. Beberapa meter setelah Ranu Kumbolo kami langsung disambut oleh tanjakan panjang nan tinggi. Ya, itulah Tanjakan Cinta. Konon, bagi siapa saja yang berhasil melewatinya tanpa berhenti sampai puncak tanjakan, segala permintaannya akan dikabulkan. Hmm..sebuah mitos yang bertahan hingga kini. Sesaat kemudian, pandangan kami begitu dimabukkan dengan medan di depan yang begitu luas dan dikelilingi oleh bukit-bukit dan hutan. Daerah Oro-Oro Ombo namanya. Sebuah daerah yang namanya diambil dari bahasa Jawa yang berarti daerah atau tanah yang luas.
13455760221639041021
Oro-oro Ombo 
Setelah menempuh perjalanan sekira lima jam dari Ranu Kumbolo, akhirnya sampai juga kami di Hutan Kalimati. Sebuah daerah yang sangat luas dan bahkan mungkin sama luasnya dengan Oro-Oro Ombo. Daerah berpasir dengan ditumbuhi oleh rerumputan gersang yang dikelilingi oleh pohon-pohon pinus dan beberapa jenis lainnya. Kami pun bermalam di Kalimati bersama ratusan pendaki lainnya sebelum ke Mahameru.
1345576079184805403
Kalimati 
Jejak Gie
134557581710407985
Gie-bawah kedua dari kanan 
Perjalanan dari Kalimati menuju Arcopodo kami tempuh dalam waktu satu jam, dengan medan yang begitu curam dan terjal. Longsor terjadi di sisi kanan dan kiri jalanan yang sempit. Sesekali saya melihat beberapa nisan sebagai kenangan pendaki-pendaki yang hilang dan meninggal di Semeru. Seperti gunung api lain, Semeru juga adalah satu ironi. Antara surga dan neraka. Puluhan bahkan ratusan nisan pendaki yang hilang atau meninggal disana sama sekali tak menyurutkan niat pendaki lain untuk mendaki. Padahal nisan tersebut dipajang sebagai peringatan akan bahaya gunung api. Tapi, hal itu tidak cukup efektif nampaknya.
Masih menjadi tanda tanya besar: ribuan pendaki tiap tahun mengunjungi Semeru dan telah banyak pula yang meregang nyawa disana. Tidak ada data pasti berapa jumlah pendaki yang meninggal, tapi saya yakin sudah ratusan atau bahkan ribuan. Setidaknya prediksi tersebut muncul dari banyaknya nisan yang berjejer sepanjang jalur Arcopodo-Kelik. Entah yang hilang tidak ditemukan jasadnya atau yang ditemukan. Untuk apa mendaki jika hanya menghantarkan nyawa ke puncak?
Tak peduli bahaya yang mengintai. Barangkali itulah yang dicintai oleh pendaki termasuk saya. Karena tantangan dan tingginya resiko mendaki itulah alasannya. Dan, Gie barangkali juga punya alasan yang sama. Seorang muda yang suka tantangan, pun cinta tanah airnya. Ia berpendapat bagi siapa saja yang ingin menikmati dan mengenal lekuk tubuh ibu pertiwi, maka mendakilah.
Perjalanan dari Arcopodo-Puncak butuh perjuangan luar biasa. Longsoran yang terjadi di sisi kanan dan kiri jalur pendakian, ditambah dengan pasir yang berterbangan membuat perjalanan terasa begitu panjang. Antrean para pendaki yang ada di depan kami pun menjadi hambatan selanjutnya. Kami harus antri dengan ratusan pendaki untuk bisa sampai ke puncak. Sesekali terpleset dan terjatuh karena pasir yang licin. Satu langkah ke atas harus dibayar dengan dua langkah ke belakang.
Sesaat kemudian, tubuhku terasa ringan dan melayang. Berada di lautan pasir yang luas, terdapat tiang aluminium sebagai tempat berkibarnya sang Merah Putih, ratusan pendaki memadati tempat tersebut. Tak ada tempat yang lebih tinggi lagi untuk didaki. Inilah puncak tertinggi di Jawa. Dan saya akhirnya merasakan juga bagaimana sensasi menjadi orang tertinggi di Pulau Jawa. Menundukkan kepala dan bersyukur atas karunia-Nya.
Lautan awan yang membentang sampai batas cakrawala menjadi sajian menarik pagi itu. Jonggring Saloko—sebutan untuk kawah Semeru, menyemburkan asap keabu-abuan tebal setiap 30 menit sekali. Tepat di sebelah bibir kawah terdapat nisan sebagai peringatan meninggalnya Soe Hok Gie dan Idhan Lubis. Saya mencoba merasakan apa yang dulu Gie rasakan pada pagi 17 Desember 1969 silam.
134557614429047860
Nisan in memoriam Gie-Puncak Mahameru 
13455762221252828641
in memoriam Gie-Idhan, Puncak Mahameru 
Gie terlelap berkasur butiran pasir Semeru pagi itu. Jasadnya dingin, sudah rebah berselimut kabut malam. Matanya terkatup rapat, serapat katupan bibirnya yang membiru. Seorang petualang yang selalu tersenyum ketika menghadapi berbagai tekanan itu diam tak bergerak. Ia telah melewati kehidupan yang penuh warna dan sarat makna. Tak ada lagi seorang intelektual bebas.

11 Gunung Yang Paling Sulit Di Daki

11 Gunung Yang Paling Sulit Di Daki
Kalo diliat semua list berikut ini merupakan kategori gunung salju. Dengan suhu udara yang berminus-minus derajat ditambah dengan cuaca yang tak tentu dan medan yang terjal membuat gunung-gunung berikut ini sangat sulit untuk didaki, Ibarat game difficulty-nya udah level INSANE! .
Berikut ini Gunung gunung yang paling susah didaki dikutip dari ide2gue.blogspot.com
1. Annapurna Mountain
11 Gunung Yang Paling Sulit Di Daki
Gunung Annapurna terletak di Nepal, memiliki tinggi 8000 meter. Termasuk dalam daftar 10 besar gunung tertinggi di dunia, serta termasuk salah satu palin berbahaya karena banyaknya pendaki yang tewas saat berusaha menaklukkan medan Annapurna. Berdasarkan catatan, sejak pertama kali di buka untuk pendakian umum tahun 1950, gunung ini telah menelan korban tewas 53 pendaki. Jika ingin mencoba mendaki Annapura, disarankan carilah informasi sebanyak-banyaknya tentang medan gunung tersebut. Yang terbaik adalah menyusuri Annapurna Sanctuary di Nepal.
2. K2 Mountain
11 Gunung Yang Paling Sulit Di Daki
K2 Gunung yang terletak di atas Athabasca River Valley of Jasper National Park, 1 km east of Mount Kitchener, Kanada, ini, merupakan gunung tertinggi kedua di dunia dan dikenal dengan medan tersulit di dunia, sehingga hanya pendaki yang berpengalaman saja agaknya yang bisa mendaki gunung ini. Bahkan rute yang dianggap paling mudahpun, memerlukan kerja keras dan tergolong rumit. Batu-batu yang curam, serta harus melintasi tiang-tiang es yang tipis yang bisa roboh sewaktu-waktu tanpa peringatan. Kesukaran medan ini membuat gunung ini menjadi salah satu paling berbahaya di dunia. Agustus tahun lalu menjadi bulan paling kelam, 11 pendaki tewas mengenaskan. Ini kecelakaan tertinggi sejak 1986 di mana 13 pendaki tewas hanya dalam tempo dua pekan.
3. Nanga Parbat Mountain
11 Gunung Yang Paling Sulit Di Daki
Nanga Parbat berada di urutan kesembilan gunung tertinggi di dunia terletak di Pakistan. Dalam tingkat kesulitan, medan gunung Nanga Parbat disebut sama beratnya dengan K2. Sulitnya medan pada gunung ini membuat ia mendapat julukan The Man Eater . Bisa jadi ini karena banyaknya pendaki yang tewas di sini.
4. Kanchenjunga Mountain
11 Gunung Yang Paling Sulit Di Daki
Kangchenjunga, adalah gunung tertinggi ke-3 di dunia setelah Gunung Everest dan Chogori) dengan ketinggian 8.586 meter (28.169 kaki). Gunung ini juga adalah gunung tertinggi ke-2 di Nepal. Kangchenjunga berarti Lima Harta Karun Salju, karena ia terdiri dari 5 puncak, empat diantaranya mencapai lebih dari 8.450 meter. Harta karun itu melambangkan 5 benda milik dewa yaitu emas, perak, permata, biji-bijian dan kitab suci. Tingkat kematian di gunung ini termasuk paling tinggi dibanding yang lain, yakni mencapai 22 persen setiap tahunnya. Meski begitu tetap banyak pendaki yang berminat mencoba.
5. NordWand Mountain
11 Gunung Yang Paling Sulit Di Daki
The Eiger Disebut juga Nordwand, atau wajah utara berada di puncak pegunungan Swis, merupakan tujuan legendaries bagi para pendaki yang gemar bertualang di gunung-gunung berbahaya. Tercatat mulai didaki tahun 1938. Medan berbahaya mengharuskan pendaki memiliki skill tertentu dan harus mengerahkan segala kemampuannya. Beratnya medan membuat gunung itu mendapat julukan Mordwand atau Murder Wall.
6. The Matterhorn Mountain
11 Gunung Yang Paling Sulit Di Daki
The Matterhorn Gunung ini berbentuk unik, menyerupai terompet yang naik dari lembah sekitarnya. Gunung ini terkenal sebagai salah satu yang memiliki tingkat kematian tinggi. Ada beberapa factor yang menyebabkan, medan yang berat, termasuk longsoran salju atau bebatuan yang bisa datang tibe-tiba.
7.Mt.Vinson
11 Gunung Yang Paling Sulit Di Daki
Mt Vinson, gunung yang paling tinggi di Antartika. Tapi bukan soal tingginy yang penting, namun tingkat kesukaran dan tingginya kematian di sini, membuatnya masuk dalam daftar gunung gunung paling berbahaya di dunia. Satu hal lagi yang mungkin harus menjadi pertimbangan para pendaki, adalah cuaca dingin yang bisa mencapai sangat ekstrem dan sulit ditebak, membuat orang harus berpikir ulang bila ingin mencoba mendaki. Waspadalah, sebab kecelakaan kecil saja pun bisa berakibat fatal.
8. Baintha Brakk Mountain
11 Gunung Yang Paling Sulit Di Daki
Baintha Brakk Populer dengan sebutan raksasa, Baintha Brakk merupakan salah satu gunung paling sulit di daki di dunia. Mulai didaki pertama kali tahun 1971. Salah satu pendaki yang pernah merasakan kekejaman Baintha Brakk adalah Doug Scott, yang sempat patah kedua kakinya, dan terpaksa turun merangkak melawan angin topan menuju base camp. Ini sungguh luar biasa, namun tak menyurutkan para petualang berbahaya untuk mencoba dan mencoba lagi. Kematian bukan hal yang menakutkan bagi para pendaki ini. Kisah-kisah kegagalan membuat gunung ini sangat terkenal di dunia dan memiliki reputasi paling berbahaya tiada tara.
9. Mount Everest
11 Gunung Yang Paling Sulit Di Daki
Mt. Everest Tercatat 1.500 orang lebih telah mencoba mendaki gunung yang paling tinggi di dunia ini. Dari jumlah ini hanya 50 orang lebih yang berhasil sampai di puncaknya. Kalau dilihat dari ketinggian gunung ini, maka tak dapat disangkal lagi kalau gunung ini paling berbahaya di dunua. Jika anda berniat ke sana, anda akan menemui perkemahan Everest di bawah, di sanalah para pendaki Everest berkumpul.
10. Denali Mckinley Mountain
11 Gunung Yang Paling Sulit Di Daki
Denali Mt McKinley, juga dikenal sebagai Denali, adalah gunung yang paling tinggi di Amerika Utara. Meskipun ketinggiannya adalah hanya 20.320 kaki, namun kesulitan medannya tidak kalah dari gunung gunung tinggi lainnya. Cuaca dan suhu merupakan hal paling serius dalam mendaki gunung ini. Karenanya tingkat keberhasilan mendaki gunung ini hanya 50 persen, sebagian menyerah sebelum mencapai puncak.
11. Mount Fitz Roy
11 Gunung Yang Paling Sulit Di Daki
Mount Fitz Roy, adalah gunung yang paling tinggi di Patagonias Los Glaciares National Park. Fitz Roy dikeliling batu curam yang menyulitkan pendaki untuk mencapai puncak. Cuaca yang sulit ditebak juga membuat gunung ini menjadi teramat berbahaya. Itu sebabnya, jarang ada pendaki yang mau mencoba mendaki Mount Fitz Roy. Dalam setahun hanya satu pendaki nekad yang menjajal kesulitan gunung ini.