Dalam hidup ini, kita tak lepas dari bantuan orang lain. Itulah manusia disebut makhluk sosial. Bergantung dengan manusia lainnya. Tidak dapat hidup sendiri. Manusia tidak akan mampu hidup sendiri tanpa bantuan manusia lainnya.
Di dalam kehidupan sehari-hari kita tak lepas dari orang-orang yang sekitar kita seperti keluarga, orang-orang di lingkungan tempat tinggal.
Tak heran, dalam lingkunganmu pasti kamu pasti memiliki beberapa orang teman. Teman adalah orang yang kenal dengan kita.
Bisa jadi dalam waktu yang lama dan keakraban yang timbul seorang teman bisa menjadi seorang sahabat bagi kamu. Status sahabat tentunya berbeda dengan hanya sekadar teman.
Sahabat adalah orang yang tentunya lebih dekat dengan kita dan ia merasa nyaman ketika berada dengan kita. Tak jarang semua aktivitas dilakukan bersama-sama.
Rasa aman dan nyaman itu terukir sendiri dengan berjalannya waktu. Tapi kita tidak pernah tahu isi hati seseorang. Apakah ia bepura-pura baik atau memang ikhlas dalam apapun.
Nah, cara ini bisa dilakukan untuk mengetahui bagaimana sifat seorang sahabatmu yang sebenarnya.
Pernahkan kamu mendengar uangkapan seperti ini? “ Jika kamu ingin mengetahui sifat seseorang, ajaklah mendaki gunung.
Pasti kamu pernah mendengar ungkapan seperti itu, kan?
Ini adalah pengalaman saya mendaki gunung. Saya sendiri sudah dua kali mendaki gunung. Dalam perjalanan mendaki gunung Marapi, Padang Panjang, Sumatera Barat saya berangkat bersama enam orang teman saya.
Satu orang di antaranya berasal dari Sumatera Utara. Saat itu ia berlibur ke Bukittinggi, Sumatera Barat. Namanya, Asmara Dewo. Kami memanggilnya Abang Dewo.
Dalam kesempatan itu kami melakukan perjalanan yang sangat menyenangkan menikmati setiap perjalanan. Mulai dari kakinya, punggungnya sampai puncak tertinggi dari Gunung Marapi.
Itu adalah pertama kali saya mendaki Gunung. Di dalam perjalanan abang Dewo bilang, “Tau nggak, Dek? Kalau mau tau karakter seseorang atau temanmu, maka ajaklah dia mendaki gunung seperti ini. Maka kamu akan bisa menilai temanmu seperti apa,” ujarnya sambil berbinar.
Kata-kata itu selalu tersimpan dalam benak saya.
Mengapa demikian, ya? Mengetahui karakter seseorang bisa dengan cara melakukan perjalanan mendaki Gunung?
Mendaki gunung merupakan hobi yang menantang dan tentunya memacu adrenaline. Banyak sekali bahaya yang mengintai. Dalam satu rombongan tentunya harus saling menjaga satu sama lain.
Saling tolong menolong, itu adalah teorinya. Tapi kenyataan di lapangan sangatlah berbeda. Seseorang yang kita anggap sebagai seorang sahabat yang kita yakini baik sekalipun bisa kelihatan sifat aslinya saat mendaki.
Keegoisan seseorang kelihatan saat dimasa-masa susah. Seperti dalam perjalanan tersebut tidak mau untuk menunggu teman yang fisiknya lemah dan terus memaksakan keegoisannya.
Selain itu tidak mau berbagi makanan atau minuman, karena takut kehabisan stok makanan.
Banyak lagi hal-hal yang bisa kamu tahu tentang karakter sahabatmu, saat mendaki gunung. Mementingkan kepentingan sendiri itu adalah salah satu sifat manusia yang tidak pernah lepas dari manusia.
Sahabat yang baik akan selalu berada di sampingmu dalam kondisi apapun, sekalipun itu kondisi terburuk. Dia takkan pernah meninggalkanmu. Jika kamu punya seorang sahabat seperti itu, kamu sangat beruntung. Karena orang yang benar-benar ikhlas dan tulus sangatlah jarang.